Pada Minggu, 23
September 2018 Perguruan Surya Buana Malang mengirimkan 3 delegasi dari
masing-masing lembaga mulai dari KB-TK, SDI dan MTs Surya Buana Malang dalam
acara “Talkshow Menumbuhkan Minat Baca Anak Usia Dini (Kandungan)” di
Pendopo Kabupaten Malang. Acara ini diselenggarakan oleh L-PSDM Titian Insan
Cemerlang (TIC) bekerjasama dengan Komunitas Belajar Bengkel Kreasi serta Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Malang dalam rangka memperingati Pekan
Buku Nasional 2018 dan Roadshow Literasi Nasional. Banyak pejabat teras yang
hadir dalam acara ini mengingat pentingnya menggalakkan budaya literasi.
Narasumber pertama pada
talkshow kali ini adalah Bapak Dr. Tjahjo Suparjogo, M.Si. Beliau adalah motivator
minat baca nasional, reviewer buku-buku parenting Kemendikbud, dan fasilitator
minat baca perpustakaan RI. Sedangkan narasumber kedua adalah Bunda Aini-Kiki.
Beliau adalah Ibunda dari Aini, penulis buku KKPK (Kecil-kecil Punya Karya), penulis
buku “Membaca se Asyik Bermain”, penulis buku parenting Kemendikbud, dan pembicara
parenting sahabat keluarga di youtube.

Pada topik pertama
beliau menyampaikan bahwa kita lah penentu anak kita memiliki minat dan gemar
membaca atau tidak. Sebelum adanya sanggar baca, dan sebagainya maka minat baca
pada dasarnya bisa ditumbuhkan dari keluarga. Jika minat tersebut sudah
ditumbuhkan kemudian diasah maka akan menjadi kegemaran, lalu menjadi hobi,
kebiasaan / habbit dan pada akhirnya budaya. Budaya membaca/literasi inilah
yang kita harapkan untuk memperbaiki kondisi negara kita dari langkah kecil.
Fenomena yang terjadi selama ini dan sebenarnya salah kaprah adalah para orang
tua menyerahkan sepenuhnya kepada PAUD dan lepas tangan di dalam membudayakan
literasi. Padahal, keluarga lah penentu segalanya. Analogi terdapat 2 kondisi
pohon yaitu pohon rindang dan pohon kering, sebenarnya yang membedakan keduanya
adalah seberapa besar stimulus membaca dari keluarga sehingga sel syaraf otak
pada anak-anak bercabang banyak atau sedikit.
Pada topik kedua beliau
menyampaikan bahwa ada keterkaitan antara mendengar→berbicara, dan
menulis→membaca. Maksudnya adalah seorang anak tidak akan mampu berbicara jika
tidak pernah mendengar sesuatu. Kemudian seorang anak juga tidak akan mampu
membaca jika tidak pernah menulis sesuatu. Jadi, sebelum ditemukan teori
membaca, mendengar adalah proses alamiah dan orang tua wajib memperdengarkan
sesuatu kepada anak. Dengan kata lain, banyak sedikitnya diksi yang dimiliki oleh
anak tergantung diksi yang sering diberikan dan diekspresikan orang tua.
Pada topik ketiga
beliau menjelaskan bahwa intervensi dini dalam membaca bisa dimulai sejak dalam
kandungan. Para ibu dan ayah diharapkan berbicara yang lembut, karena pada
dasarnya janin sudah bisa merasakan
dengan hati meskipun indra pendengarannya belum sempurna. Para bunda lebih
bagus lagi jika memperdengarkan suara-suara seperti musik instrumental,
ayat-ayat suci Al-Qur’an, bisa melakukan monolog seperti bersholawat, bahkan bisa
berdialog menggunakan media buku, atau mengajak komunikasi si janin dengan
sapaan penuh kasih sayang. Jika hal ini dipatuhi inshAllah buah hati akan
terlahir dengan sempurna, cerdas dan sholih/ah serta kutu buku.
Narasumber kedua, Bunda
Aini mengangkat topik yang tak kalah seru dari pembicara pertama yaitu
“Mendidik Anak di Era Digital”. Prolog beliau adalah hadiah terbaik adalah
buku. Empat Tips Menumbuhkan Minat Baca sejak Dini, yaitu 4”Si” : 1) Stimulasi,
2). Imitasi, 3). Fasilitasi, 4). Apresiasi.
Stimulasi bisa
dilakukan dengan cara memberikan hadiah / reward yang dicapai anak berupa buku,
tampakkan gesture berbinar-binar saat melihat judul buku yang bagus (Wah,
bagusnya buku itu!!), menjadi role model yang mencintai buku, jika orang
tua selalu bermain gadget, dapat dipastikan si anak juga suka gadget,
serta memberi contoh membaca buku setiap saat.
Imitasi/ peniru ulung.
Seperti Semboyan Ki Hajar Dewantoro”Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun
Karso, Tut Wuri Handayani.” Anak lebih suka meniru tingkah laku orang tua
daripada ucapan. Anak lebih mudah meniru apa yang kita lakukan daripada yang
kita perintahkan.
Fasilitasi, yaitu
memberikan fasilitas kepada siswa. Hal itu bisa dilakukan dengan meletakkan
buku tidak jauh dari arena bermain. Yang terakhir yaitu apresiasi. Apresiasi
adalah memberi penghargaan kepada anak jika sudah mulai menunjukkan kegemaran
membaca buku meskipun dalam prosentase yang masih sangat kecil.
Pada akhir penyajian
materi, beliau menyampaikan penelitian yang menunjukkan bahwa Bill Gates (salah
seorang pengusaha revolusi komputer pribadi terkenal di dunia) memberikan
piranti teknologi ke putrinya pada saat
usia 14 tahun. Pemberian tersebut disertai dengan penjelasan (SOP), manfaat
saat itu dan ke depannya seperti apa. Nah, bagaimana dengan kita? Selama ini
para orang tua sangat bangga jika sudah memberikan gadget kepada anaknya
yang masih kecil bahkan balita, yang notabene belum cukup umur dan belum bisa
bijak dalam memanfaatkan media sosial, belum bisa memfilter konten mana yang
baik dan tidak baik untuk dikonsumsi.
Sekian ulasan singkat
artikel tentang Menumbuhkan Minat Baca Anak Usia Dini, semoga kita bisa
mengaplikasikan untuk diri sendiri, keluarga, kelas, sekolah, masyarakat hingga
akhirnya tercipta bangsa yang haus akan membaca kapan pun dan di manapun
berada.
Oleh: Kurniawati, S.Si., S.Pd.
Guru Kelas VI-C dan Waka Kurikulum
SDI Surya Buana Malang
No comments:
Post a Comment