Senin, 18 September 2017, hari ini siswa-siswi kelas 4A SD Islam Surya Buana akan bermain di luar. Selain bermain, pastinya tidak lupa untuk tetap belajar. Ya, bermain sambil belajar. Siswa-siswi bermain di lahan kosong di sebelah sekolah. Tepat jam pelajaran ke-5, yaitu jam 10.20 kami keluar kelas dengan semangatnya. Biasanya jam-jam menjelang siang seperti itu angin bertiup cukup kencang, dan benar saja angin di luar sangat kencang. Sangat cocok untuk menggerakkan kincir angin kami. Pada jam menjelang siang seperti ini pula banyak dari siswa-siswi yang mulai ngantuk dan bosan jika belajar di kelas. Tapi jika belajar di luar seperti ini, siswa-siswi lebih semangat dan antusias. Pembelajaran di luar kelas atau outdoor learning seperti ini sudah sering di lakukan oleh SDI Surya Buana yang memang pada dasarnya berbasis Sekolah Alam.
Pada pembelajaran tematik sebelumnya, siswa-siswi kelas 4A
telah membuat kincir angin kertas. Mereka mulai menyiapkan bahan-bahan dan
melakukan proses pembuatannya secara mandiri. Bahan yang digunakan sangat
sederhana dan harganya sangat terjangkau, yaitu kertas lipat, paku pines,
sedotan balon/bambu kecil untuk pegangannya, dan lem untuk merekatkan kertas. Semua itu telah dikerjakan oleh siswa-siswi
pada hari Jumat sebelumnya. Jadi, ketika hari Senin kincir angin telah siap
untuk digunakan.

Kincir angin memiliki fungsi yang sangat banyak. Di
beberapa negara besar, seperti Belanda, kincir angin digunakan untuk
menggerakkan mesin-mesin penggiling. Misalnya pada industri keju, kincir angin
digunakan untuk menggerakkan mesin penggiling keju. Selain itu, kincir angin di
Belanda juga digunakan untuk menggerakkan mesin pemintal benang, mesing
penggiling gandum, mesin pemompa air sungai dan masing banyak lagi. Mesin-mesin
penggiling yang menggunakan kincir angin sebagai sumber energinya menjadi ramah
lingkungan, karena tidak menyebabkan polusi udara. Sampai saat ini di Belanda
terdapat sekitar 1000 kincir angin yang menyebar di berbagai daerah.[1] Sayangnya di Indonesia
penggunaan kincir angin masih sedikit. Tidak semua daerah memanfaatkan potensi
angin yang tinggi di daerahnya untuk dijadikan sumber energi disana.
Energi memang sangat penting untuk kelangsungan hidup di
dunia ini. Tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan pun membutuhkan energi. Energi yang dibutuhkan pun sangat beragam,
energi panas matahari, energ listrik, energi kimia, dan lain sebagainya. Sumber
energi yang dimanfaatkan pun beragam, mulai dari yang melimpah jumlahnya,
hingga yang terbatas seperti energi fosil atau minyak bumi.
Pada pembelajaran kali ini siswa-siswi sangat antusias
belajar tentang kincir angin dan manfaatnya. Pembelajaran di luar kelas sangat
diperukan untuk memberikan suasana baru untuk mereka. Pelaksaan fullday
school yang mulai dilaksanaan di SD Islam Surya Buana, mengajak guru-guru
untuk selalu berinovasi dalam mengolah pembelajaran, sehingga siswa-siswi tidak
mudah jenuh dan bosan belajar. Salah satu caranya adalah dengan pelasaan
outdoor learning.
Oleh Bu Ririn Nafi'atin, S.Pd.I.
Guru Kelas IV-A
SD Islam Surya Buana Malang
SD Islam Surya Buana Malang
[1] Janine Helga warokka
,”Pesona Kincir Angin di Belanda nan Legendaris”, diakses darihttp://www.google.com/amp/travel.kompas.com pada tangga 21 September 2017
No comments:
Post a Comment